Umum  

Vihara Parama Sinar Borobudur Diresmikan, Simbol Toleransi dan Spiritualitas di Kalimantan Utara

TARAKAN — Kalimantan Utara menegaskan komitmennya sebagai wilayah yang menjunjung tinggi toleransi dan keharmonisan antarumat beragama dengan diresmikannya Vihara Parama Sinar Borobudur di Jalan Bhayangkara RT 64, Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Sabtu (17/5). Peresmian dilakukan langsung oleh Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Ingkong Ala, S.E., M.Si, disaksikan jajaran pemerintah kabupaten/kota, DPRD, Forkopimda, dan tokoh lintas agama.

Vihara ini tak hanya menjadi pusat ibadah dan kegiatan spiritual bagi umat Buddha, tetapi juga simbol keberagaman dan sarana pembelajaran nilai-nilai universal seperti kasih sayang, toleransi, serta kedamaian.

“Peresmian ini menjadi momentum penting untuk merawat kerukunan. Vihara ini bukan hanya milik umat Buddha, tetapi juga menjadi ruang terbuka untuk memperdalam nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Wakil Gubernur dalam sambutannya.

Yang istimewa, Vihara Parama Sinar Borobudur juga menampilkan Pratima Buddha setinggi delapan meter, yang disebut sebagai tertinggi di Kalimantan Utara. Patung ini merupakan hasil rekonstruksi artefak Buddha dari Kerajaan Kutai yang pernah dipamerkan di Paris pada 1931. Pratima ini diresmikan sebagai simbol kekayaan sejarah dan spiritualitas nusantara yang terjaga hingga kini.

Wakil Gubernur juga menyampaikan apresiasi kepada keluarga besar Theravada Indonesia Kalimantan Utara atas keberhasilan pembangunan vihara. “Ini adalah bukti nyata kerja keras dan ketulusan umat untuk menciptakan ruang spiritual yang damai dan inklusif,” katanya.

Acara peresmian dirangkai dengan perayaan Dharmasanti Waisak 2569 TB/2025, yang menjadi puncak refleksi tiga peristiwa suci dalam kehidupan Buddha Gautama: kelahiran, pencerahan, dan wafat. Perayaan ini digelar khidmat namun penuh sukacita.

Mengusung tema nasional “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia,” Dharmasanti Waisak tahun ini menekankan pentingnya penerapan ajaran cinta kasih, welas asih, dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang dinilai sangat relevan di tengah situasi global yang membutuhkan solidaritas dan perdamaian.

Wakil Bupati Bulungan, Kilat, A.Md, yang hadir mewakili Pemkab Bulungan, turut menyampaikan ucapan selamat dan mendukung penuh kegiatan keagamaan lintas iman sebagai bagian dari kekuatan pembangunan sosial. Ia menegaskan bahwa kerukunan antarumat beragama adalah fondasi penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

“Keberagaman bukan kelemahan, tetapi kekuatan. Kerukunan dan saling menghargai harus terus kita jaga bersama,” kata Wabup Kilat.

Acara ini juga dihadiri oleh jajaran Kementerian Agama, Pandita Muda Hiang Adhi Chandra, Ketua Pengurus Daerah MAGABUDHI Kaltara, Ketua KBTI provinsi dan kabupaten/kota se-Kaltara, Ketua Umum Wandani, Wenny Lo, Ketua Umum Patria, serta para Pandita dan umat Buddha dari seluruh penjuru Kalimantan Utara.

Dengan berdirinya Vihara Parama Sinar Borobudur, Kalimantan Utara kembali menegaskan posisinya sebagai rumah bersama bagi keberagaman, tempat nilai-nilai luhur agama dan budaya dapat hidup berdampingan dalam semangat toleransi dan damai. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!